May 29, 2009



Teratai Hati

Tak ada urutannya...
Tak ada dalam Barisan!
Menghias permukaan air...

Diilhami oleh Sang Kuasa!
Direstui Orangtua...
Diberkahi karna ada banyak Ceritanya!

Tahapan yang sulit dan mudah...
Hingga berkerubung di Tetesan airmata

Ku cinta Ku telah memasrahkannya!

Kapanpun aku bisa...
Diambil olehNya...!





No more...

Tidak Sekali Lagi Dalam Kesulitan...
Memikirkan Tentang Hati,dan Hati...

Tidak sekali lagi Dalam bayangan...
Menembus ruang Hampa bersamamu

Dan Kamu!

Tak Mungkin Aku sandarkan Lelah ini...
Di bahumu,

Tidak Sekali lagi,
Berharap dan Dicintai Kamu!





Tertatih...
Merona dengan Semu!

Tersungkur...
Sukmaku di asamu!

Kita,
Bukannya...
Bukan dia...
Bukan mereka!

Lepas Angan,
Bayang-bayang,
Khayalan...

Kita!

Aku Dan Kamu





Kehidupan Manusia Harus Bersahaja,
Menapakkan Kaki Di Belahan Bumi Tuhan...

Separuh Hati Dengan Separuh Jiwa...
Untuk Menyatukannya,
Meluruskan Setiap Kalimat yang Terlontarkan!
Membuktikan Setiap Sikap Yang Dapat dipertanggungjawabkan...

Sekalipun Penggaris dan Sebatang Pensil tumpul itupun...
Tak Juga Menggoreskan Makna Di atas kertas HVSmu!

Karna Garis lurusnya Hidup...
Bukan Penentuan Menakluki Jalannya Kebenaran!
Kesalahan Terbesar Saat kita tak pernah melaluinya...




Kebangsatanku...
Bangsatnya manusia!

Bukan Buasnya Binatang jalang...
Sejalangnya binatang,
Aku pasti lebih Buas!

Terpikir Sekeinginannya Saja...

Amarah,
Menjulur ke lubang Hitam!
Terjatuh...
Untuk belajar Terbangun!

Akulah Manusia,
Yang Terkadang Menyerupai Sifat binatang...
Jika Kata-kataku dirusak Oleh Para nyata!


May 24, 2009



Pagi mengundangku kesini...
Ke tempat yang memang pernah ku kunjungi,

Dan bayangan...
Yang berada di atas tanah membias di ujung waktuku!

Sampailah...
Kelelahan menjadi tak berarti,
Ketenangan yang seharusnya ku nikmati!

Bosan dengan semua kepenatan,
Terbuang segala kelalaianku, manusia...

Sejuta inspirasi dapat diabadikan,
Sejuta kata selalu dapat terbaca dengan mata...
Jika BUKAN DENGAN HATI...

Apakah aku harus selalu menunggu...
Di tempat ini pada pagi hari?

MELEPAS bayang wajahmu...
Yang tak mau hilang...

May 21, 2009



"Cinta Diatas Gentengku"

Sedang Menunggu Kebijakan Hati yang Terakhir...
Keputusan yang Menyakitkan harus diterima
Yang menyenangkan belum tentu selamanya...

Untuk Kasih Yang menyampaikan berlembar kertas kosong,
Sini... Ku isi...!!

Biarpun akan ada kata Selamat Tinggal,
Setidaknya Kata awalnya...
Sayang!

Sayang...
Pertama kali aku tersenyum di hari ini...
Adalah saat aku melihatmu menangis.

Entah...
Ini sadis atau Memprihatinkan?
Kembali ke Awalan...

Sayang...

Perpisahan tak 'kan kita jumpai,
Kecuali maut yang memisahkan...





Peperangan Belum Selesai...!

Hidup Ini Masih Berjalan..
Begitu Cepatnya

Kita mesti sigap!

Kelambatan 'kan menyeret kita ke kubang Kebelengguan...

Akan Lebih Tragis dibanding berperang Mencari sebakul nasi!

Maka Hilangkan Satu Keraguan
Dalam Mencairkan Dunia dari kebekuan

Air terus Mengalir...

Jangan Menangis Saat Berperang!





Little star,

Harusnya... ku sebut itu di malam hari !

Bedanya ini lebih memikat
Sang Awan Putihku...
!
Memerangi Bathinku,
Syahdunya Memancing Sinar...
Dari Degupan Kesiangan ini...

Teriknya Melawan Bintang Kecilku!

Dan Lelahku Terhapus sudah...





Tak Ada keberadaannya...
KOSONG!

Sedang apa Mereka?
Di dalam Istana Hati...
Yang Penghuninya kaisar tertinggi!

Sang Pujangga yang Sedang menangisi Kekosongannya...

Waktu itu dia HAMPA,
Dia mengisi Setetes Makna di Hatiku yang sedang Kehausan...

Kini,
Ia Bersama Angka Satu dan Satu,
Berjalan Menata Mimpi merangkul Bidadari
Dari Mana entah asalnya...

Aku Pun Bisa,

Menerima...

Sesaat Karya yang Kutuliskan Sudah tak Berarti lagi?

...Mencintai Sedikit Waktu Bersamamu di layarku...


May 20, 2009



"Kepercayaan"

Apa yang dapat ku percaya...
Kalau aku pun tak dapat kau percaya...?

Apa yang Kau andalkan...
Kalau aku tak lagi Mengandalkanmu...?

Bukan saatnya bilang,
Airmatamu 'kan ku usap...
Tawamu menyertai tawaku!

Bukan saatnya lagi Dengan Kata...
Sedihnya Dengan Kesendirian ini,
Pilunya Luka ini!

Biarpun kau Ada...

Berapa Ratus Ribu Kata lagi,
Tak Akan Pernah Habis membuat Kita Bersatu...
Dalam Sebuah "Kepercayaan",

Jika kepentingan Pribadi,
Lebih diberatkan Dibanding Kepentingan Bersama...

Menuju...
Pintu Bahagia!





Hari Berganti,
Perasaan Itu Tumbuh...

Di Atas sana!
Awan Melegitkan Mata...
Hingar Bingar di bawahnya pun Mereda...

Memikirkan,
Apa yang Nanti 'kan terlihat?
Apa Yang nanti akan Di rasa lagi?

Kalau Tetap Pada Ketidakpastian...

Menggantung Semua Kata,
Di jemuran Bajumu!
Membuang Kotoran di kloset Kamar Mandimu...

Hari Ini Punyaku,
Bagaimana Caranya akan Ku tempuh...

Untuk Tak Berpaling Darimu,
Tumbuhnya Rasaku!




"Berusaha"

Tak ada yang sama dengan NOL...
Minimal 1 angkanya!

Tak Harus diurutan pertama,
Tak juga Memprioritaskan Yang Utama!

Banyak bicara,
Tentang ini-itu...

Menjadi Yang Terbaik,
memberikan Yang baik,
karna inginkan Semua Menjadi Baik!

Apapun Dapat dilakukan,apa juga dapat dirasakan...

Dan Terus berusaha..
Karna Kenihilan Cuma milik orang yang tak Mau Berusaha!


May 14, 2009



Kerajaan Besar...

Egoisme Anak Manusia!

Beratnya 'tuk dihadapi,
Selalu Menantang Amarahku...

Sejenak Tertahan,
Dan Meledaklah !
Habis tertelan Oleh waktu!

Pengkhianat Pantas Di hukum Mati
Pencuri Harus dikeluarkan dari penjara...
Karna Pencuri Belum tentu Berkhianat!

Bendunglah Egomu itu,
Kasihanilah Fakir patah Hati

Ibalah Dengan mereka...
Mengemis dari Pagi hingga malam dan Bertemu pagi lagi!

Gilanya Egomu,

Hancurkan Kerajaan Terbesar di hati dan Pikiranmu...
EGOIS...!





Buliran Awan Menundukkan Kepalaku
Dalam Hitungan Detik

Karna aku Menghormatinya
Harus Kunikmati...
Sekali lagi, ia Pacar setiaku Yang Manis!

Manisnya...
Mengalahkan Rasanya gula!

Ku ulurkan Jemariku,
Mencolek putihnya...

Tulusnya ia Menjagaku,
Walau Dengan Hujan Aku butuh Meneduh
Walau Dengan Panas aku Merengut!

Aku Tak Merasa Terhina Bersamanya...
Pacarku, Cipta
an Tuhan!





"Tak Kenal Maka Tak Sayang"

Jeritan Terngiang Di telinga,
Siapa yang Menjerit begitu Kerasnya?

Manusia...?
Jelas...
Karna Nyawa yang Utuh
Makhluk Tuhan yang Sempurna,Manusia!

Manusia Tak 'kan Tega Membunuh...
Tak 'kan Tega Mencabik-cabik seperti Buasnya Mulut Harimau!

Berbagai Tempat Yang Telah Dipijaki
'tuk Mengenal Semesta yang Tak Pernah mendustai Kita...

Kenalilah Aku...
Aku Fasilitas Manusia Yang kadang Di abaikan!





Awan itu sudah Lain Bentuknya...
Yang ini aneh!

Apa keanehan itu Lebih Menarik?

Entahlah...
Menyimak ini Bukan Dengan kepala,
Melainkan Mata Hatimu!

Anggap saja pepohonan itu ,rumahmu...
Pancarannya pasti lebih terasa

Mengguyur ketandusan,
Walau Ia tak memuntahkan air Hujan!

Menarik...
Asal jangan Tertarik..
Karna kejauhan!


Itu lintasan Dari Tuhan...
Untuk Berbicara!




Perahu Kecilku...

Bawalah Kebusukkan ini berlayar Jauh!
Aku lelah Menyimpannya...

Keremangan Ini Terlalu syahdu...
menepis Kemungkinan Bunuh Diri!

Tak perlu Cerita Baru,
Tak perlu Bangkitkan Hasratmu...

Cukup Dengan Semua Kegantungan Ini...!




Andai kau sadar
Ini seperti mau kiamat....

Kiamat kalau kita tak menyadari
Ini benar-benar akan terjadi!

Sebentar saja,
Jangan berlama-lama menikmatinya!
Mau kiamat...

Semua akan musnah..!
Matahari diambil Tuhan, Langit pun juga...

Apalagi aku, mesti bertanggungjawab
Karena kesalahan dan kebenaranku!

Takutnya mati seperti yang terlihat...
Apa mungkin air mawar diganti air anggur merah..?

Kemabukkan tenggelamlah!
Angkat aku dari sini,
Biar tak rasa TAKUT..
Biar tak rasa BINGUNG..!

Walau berani bilang kiamat,
Walau tega menyakiti diri sendiri secara perlahan...

Pulangkan aku ke tempat asalku!




"Kata-kata"

Mungkin akan jadi berlebihan,
Kalau aku bilang...
"aku akan selalu ada untukmu"

Sementara aku akan mati juga...
Ya, tepatnya kita tak lagi bersama!

Masih disini...
Dengan ini, jantungku tak kuat kencang berdebar!

Mataku tak lagi sanggup menahan ,
Hati-hati dengan yang satu ini...

"sakit"

Pikiran tak mampu berpikir jernih...

Buram, mata yang tak tertahan!

Jangan buat aku BERHARAP LAGI,
Dengan kata-kata...





Simpanlah Ini...

Rasa-rasanya Aku butuh Menangis,
Oh...Airmata!

Temani aku...
Alirkan itu di pipiku!
Deras...

Kerasnya
Menakjubkan mata bathinku...
Lihatlah Apa yang aku suruh kau Simpan!

Sangat penting...

Sederhana Saja,
Saat Kau Tatap Seribu Langit Dengan macamnya,

Berarti aku selalu ada untuk Menemanimu!




Jahanam..!

Anjingnya menggong-gong...
Ikut Takjub Akan ini!

Selalu Ternilai Kata Kasar itu Mulut Busuk...

Bagaimana dengan Kata yang Tidak kasar?

Sayang!

Lama tak mendengar Kata itu...

Setelah Pernah Merajai Dunia Patah Hati,
Dunia Yang Menyedihkan Dalam Percintaan...

Anjingnya Rasa ini,

Tak apalah...
Aku ada yang memiliki,
Yang Memilikiku Untuk Berkarya Menatap Semua MilikNya!

Aku khilaf...
Dengan anjingnya Harapanku,

Menemuimu di Satu waktu....




Mimpi Buruk,

Aku Terabaikan...
Dicampakkan, s
eperti Sampah...!

Dibiarkan menangis Tanpa pelukan...
Dibiarkan menjerit tanpa sentuhan...!

Waktu-waktu yang Berat 'tuk dijalani...

Umurku akan panjang,
Tak sependek Akalku!

Tuhan Selalu Kasih Kesempatan,
Tapi Kamu Lebih dari Tuhan...

Terlambat Untuk Membuat Janji baru,

Menyulitkan Keadaan Malam Yang Kelam...

Tiba saatnya aku Tertidur ,

Di bawah Alam sadarku,
Kamu !




Membatasi Kemuraman...

Ada cerita,
Saat Kita Berdua langit akan Seperti itu...

Ada cerita,
Kosongnya Angkasa Yang Sombong Tak Butuh diisi!

Berani Berlari dikegelapan Tapi takut untuk Berjalan...

Tertutuplah Sang Mentari...

Cerita saat Berduaan,

Cuma Mimpi!





Bosannya Hidup ini

Matahari 'kan Tenggelam..
Hilangnya Sambutan Sang Petang

Goresan Warna Kekuningan di Langit Biru
Satu Orang Menanti
Satu Rasa T'lah Mati..!

Bosannya Dengan ini
Itu-itu Saja...

Datang Dan Pergi
Turun dan naik
Rendah Dan Tinggi

Aku Takut ketinggian
Aku takut Mati Muda

Aku ingin Hidup Seribu Hari lagi...
Atau aku ingin Hidup beratus tahun lagi...?

Bumi Allah sudah Tua,
Tak larat Menampung Ketakutan!

Tak Larat lagi...

Dengan Ini!





"Garis Miring"

Separuh Hatiku...
Membusuk!

Tersendat Pembenahannya...

Mungkin Jika Terlihat,
Luntur!

Tak Berbentuk lagi,
Di Lubang Hitam Aku Tersuruk...

Bersyukur Hidup Di Hari Ini
Lupakan Kemarin Dan Janji Buat Keesokan Harinya...

Separuh Jiwaku Di alam ini...
Menabur kata Yang maknanya tertinggal!


Tebing Kehancuran Peranti Kerajaan Hati,
Bangunlah Dengan Nafasku

Gerakan Wanita yang Tak pernah Didustai...
Malahan Dibuat Mati Raganya...


Kepahkan Kedua Sayap Kita,
Wahai Manusia...
Biarpun jalan berliku tapi Kita tau yang Kita Tuju...


Terbanglah Di Langit Biru,
Kepunyaan Tuhanku...




Ternyata Penyesalanku Berarti,

Dalam Kehidupan Cuma diantara Sebuah Pilihan...

Benar Dan Salah...!

Benarnya saat aku Menelaah Hikmah
Dari Apa yang ku perbuat itu Bukanlah Kesalahan...

Salahnya Aku Berbuat Semauku,
Sesuka Hatiku,
Hingga aku Terpuruk Sendiri!

Dimanapun Berada,
Titik Tak 'kan Ku corengkan di Kertasmu...
Sedangkan Setiap Koma lagi banyak Ditiru!

Sadarlah aku, sadarnya Aku...

Atas Pilihanku!




Jika danau itu kau banjiri bir,
Kan kuselami!

Cara tepat menikmati ingatanku...
Sadarnya itu SALAH!...

Benar-benar berkhayal...
Pasti Tuhan marah...
Saat danaunya diganti air yang berkadar persenan setan!

Bisa menjadi mungkin,
Tapi entahlah?

Selalu mengalah dan berbuat salah!

Mengalah pada khayalan...
Menghentikannya dengan berkaleng bir...

Aku berubah pikiran...
Tak lagi ingin kuselami, Tapi ku hiasi dengan kaleng kosong bekas mulutku!

Apa yang terhiasi...?
Danau itu?

Bukan...!
Danau dekat rumahku...

Iya, benarnya!





Kusutnya pikiranku...
Bukan karna apa yang ku lihat ini,
Sayang!

Tapi apa yang terjadi jika tak ada yang seindah ini lagi...
Sayang!

Sebuah Anugerah yang tak dapat ku simpan di lemari kamarku,
Inilah sayang!

Pemandangan yang meradang ke ususku,
Menjalar ke seluruh bagian yang paling terkecil...

Apa itu?
Kelingking kakiku!

Jangan tertawakan ini, sayang!

Sekedar mengandaikan keburukkan yang ada...

Mari kita tertawa, berangkulan...
Disana, di ujung sana
Sayang!


May 13, 2009



Terbentangnya HATI DISINI...
siapa saja boleh mencicipinya,

penghijauan...
kebiruan, dan warna yang tak bernama!...

dan kamu yang sudah tak bernyawa...
saat rasa yang kau cicipi dariku sudah tercicipi!

bosannya dengan HATI...
apa jantungku dapat terisi WANGIMU?

apa tanganku dapat terganti oleh kakiku?

sudah adanya begitu...menurut fungsinya!

JIKA MATA BERFUNGSI untuk MELIHAT
maka...
Jangan kau GUNAKAN HATI UNTUK BERMAIN...





"PERISAI WAKTU"

detik ini seperti detik yang berlalu...
menit ini mengejutkanku!

tragisnya tentang persetan kecintaan sang anak manusia,
melawan badai yang terbuat oleh badai itu sendiri!

berada pada setiap helaan nafas pendekku...

JANGAN KATAKAN YANG INDAH-INDAH !

kalau kau tak mampu mengatakan LANGIT TUHANLAH yang TERINDAH...

terjalnya...
jurang di pinggir hatiku!
bekunya kebekuan HASRATKU...

aku berani bertarung,
aku berani KALAH...

menit yang menentu, detik-detik penuh debu...
berjam hanya menatapmu,
jauh... jauh!!!

mereka sama denganku...

Sang Pengagum!




"Jump...!"

bumi tak memijak, tanahlah yang terpijak!...

olehku...

bayangku hilang, dengan satu loncatan...

bebanku hilang bersama sepuluh jariku!

ruang besar ini, milik TUHAN...

ku kunjungi seperkukunya, dari itu!

sebelumnya, terabaikan...

mungkin?

kalahkan loncatanku,

kita berburu di suatu waktu...

bersama, ceria, seperti ini, apa adanya...!




masih setengah perjalananku...
menjelejahi alamMu Tuhan...

menyimpulkan semua bendaMu,
di kotak kecilku......

menarik udara yang tersembur dari hembusan angin BromoMu...
aku tak bisa berlama-lama,

mereka menungguku untuk pergi,
mencari yang belum lagi...

Tuhan, apa saat ini kau lihat aku?

dengan kedua kakiku yang melemah...
tapi aku tak pernah berteriak LELAH!

BERIKAN aku ijin Tuhan,
mencoba menyampaikan keindahan kepadanya...

dan membawanya kesini di waktu yang lain!
dengan mata terpejamkan 'tuk bilang...

INILAH KEINDAHAN TUHAN KITA




"F O T O G R A F I"

kebebasan yang bermakna,

saat semua objek terpajang di bingkai kehidupan!...

tiada batas dan ruang....

kebebasan yang tak pernah berakhiran...

awalnya dengan penglihatan,

tengahnya ada celah baru...

lama pun jadi incaran!

andai saja kehidupan ini seperti lensa ,

sasaran selalu pada kata MAU...

TIDAK MENOLAK,

tanpa sakit hati...

jikapun lensa itu pecah,
mungkin hanya kekhilafan...
itupun termaafkan!

tak seperti perasaan,

retak tak terganti, dan lagi-lagi semuanya...
terabadikan oleh Satu Bingkai...

jika hilang kata-kata, gambar ini 'kan mengatakannya!




"permainan"

sentuhan demi sentuhan...

gambar ini menjadi teratasi dengan Indahnya...

apakah permainan hati bisa menjadi Keindahan?

seperti menyentuh gambar ini...

sabda alam semesta,
tak ada yang pernah mengatakan PUAS...

SESUATU MESTI LEBIH DIHAYATI

lekukkan demi lekukkan...
tiap sudut dan sisi,

tangan pun bergerak cepat,

mengikuti alur komposisinya!

permainanku disini,

tentang penyempurnaan kata...
kataku ,katamu, kata kita!

maaf, ini PERMAINAN!




Where Is The Love?

Jika Harus Ku cari,
Tak 'kan Ada Yang Terbaik...
Jika Harus Ku resapi...
Yang Terasa seperti Paling Sempurna?

Entahlah,
Dimana Hak aku?
Hak Untuk Memilih...
Keadaan yang Tepat Saling Beradu!

Mengadukan Kenyamanan Dan Rasa Percaya...

Tanpa Ditemui...
Bahwa Cinta Tak 'kan Pernah,
Dimiliki untuk Hari Ini!





Only Cloudy Mornings,

Suku kata,
Seraup Makna Keagungan Tuhan...

Di bibir yang Manis,
Rangkulan Terbujuk Oleh Kebiruan!

Bercinta Di antara Awan Putih,
Kelembutan Sarananya!

Semerbak Wewangian Dupa,
Tak Mendekat...
Menutup mata!

Rasianku Pergi,
Di bentanganMu!

Keleluasaan Bathinku,
Kebijakkan CINTA disini...

Tak 'kan Mengalahkan Kekuasaan Langit Biru!




"Angka Sembilanku"

Harusnya dalam Tujuh Hari ,
Kobaran Api Itu Padam tersapu pasir Putih...

Mematikannya!

Ribuan Liter air dan Keberanian Yang Tak Memihak...

Kebenaran yang ku terima,
Jujurnya Saat Terbakar!

Ingin Ku tiduri Panas Bara dari batangan Kayunya...

Ku mandikan sekujur Tubuh ini Dengan Pasir...

Terbanglah Aku ke ujung sana,
Sedalam-dalamnya Menyelami Laut Samudera!

Sadar Akan Tindakanku Ini,

Memutari Hasrat Yang Begitu Berarti...




Aku Ingin Terus Berjalan,perlahan...bukan tiba-tiba Berlari

Di Jalan Yang Terbentang luas ini,
walau mungkin memang Tak menghambat Pelarianku!

Tapi Boleh juga,...
Sesekali Berjalan Terus Berlari...sekencang-kencangnya,membawa Beratnya Hati!

Langit Cerah ,pepohonan yang Berbaris rapih...

Siapkah Kalian Merangkulku Dalam Malam...
Walau Ku rasamu Merona pada waktu Siang,
Walau Kau Hanya sebuah
GAMBAR!

Siapkah?




Kalau yang Ku lihat itu Gumpalan Asap dari rokokku...

Maka,
Sesak Yang Ada Mengganggu Keindahan Tuhan.....

Mengelilinginya dalam Satu Hari Ini Saja,

Menghisap Berbatang rokok dari Peluhku!

Antara Aku Dan Alam Semestamu...

Antara Sang Pencipta Dan Aku Mengagumi Alam Semestamu...

Disinilah Kegalauan 'kan berakhir...teriakkan "Ini Bukan Kesalahan",
Selesai!




Ya Allah,

Pagiku,
Saat Inilah Jiwaku Berantakan!

Naluriku Berhenti Menyelusuri Air yang Mengalir...

Sungguh ,

Aku Harus Tersenyum,
Aku Harus Melihat Mereka yang ingin Ku berikan Senyuman...

Ada Hal yang Menyulitkanku Terbangun,
Padahal Baru saja Aku Sulit Tertidur...

Ya Allah,
Pancarkan Sinar terang...tak perlu terang-menderang,
Setidaknya Celah hati Yang Gelap ini Tak selalu Kegelapan!

Percayalah ,

Aku Akan Bersama Kebahagiaan...
Tanpa Kebodohan!




Ingin sekali...

Aku membaca pikirannya,
Hati kecilnya...

Merasakan sebagainya!

Ia Menarikku,
Dari Redupnya Dunia...

Seakan Hanya Ia,
Yang Menyimpulkan hidupku Untuk Mencintai!

Memikat Hati ,
Jatuhku di ruangmu...

Yang Terbentang Dan Selalu penuh Arti,
Hidup ini Benar-benar 'tuk Dinikmati...



Mimpi Kecilku Malam ini...

Mendaki Gunung Tertinggi!

Walau Aku Tak pernah Tidur di Malam Hari!

Pagi Bertemu Pagi...

Dan Jika diumpamakan,

Hanya Terbaring...
Sambil mengupas Kata Demi Kata dalam Ingatan!

Mendakinya...
Mungkin Dengan Itu Penat Terlepas,

Dengan itu Asa Terbuang,
Asa Yang Membuat pengapuran pada Tulangku...

Padahal Belum sampai,
Ku daki Gunungku!

Pegunungan ciptaan Tuhanku...
Yang Tak Pernah Membuatku Menunggu!



Berusaha Untuk Yang Pertama...

Pertama Kali Menuliskan Kata-kata ,
Tak Sedikitpun takut kehilangan Artinya...

Begitu saja, Huruf-huruf memainkan Bentuknya!

Tanpa Irama,
Malahan Tak mengenal satupun Nada...

Setelah itu,
Guruku Menilai Titik dan Komanya,

Hingga Memacuku untuk Berani Mengatakan Daun itu Hijau...

Hingga aku Mengatakan Aku Sedang Bahagia!

Hingga Aku Jujur ,

Aku Bosan Hidup...

Hingga Usahaku Pada kata Pertama, Tak melibatkan Kata Cinta Di lembar bergarisku...





"Lamunan"

Jauh Rasanya Dari Sekedar Bayang-bayang...

Ingin membuatmu Terwujudkan,dan Berada Disampingku!...

Sebenarnya Berat berkata,
Menggambarkan Suatu Keindahan Hanya karna Kesepian...

Tak Ada Seni Berbahasa...

Tak Ada Komposisi Yang Tak Bermakna,

Semua Tentang Apa Yang Kita Lihat Dapat Kita Rasakan...


May 12, 2009


"Pembaharuan Sang Haru"

Rasanya ingin berada disana,
Bersama mereka...

Pelarianku dari Bisingnya Kota,
Busuknya Segilintir Rasa...

Rasanya Kesumpekkan ini Memuncak,
Padahal Dingin silih berganti melawan Panas Bumi beberapa waktu yang Lalu...
Dan kini pun masih!

Akankah Aku seperti mereka?
Walau Diterbangkan sementara,
Tapi Merasa Kebebasan yang Bersahaja...

Aku Hidup,mereka Benda mati...
Dikendalikan!
Dan aku Yang mengendalikan...

Saling menopah!

...tetap pada yang seharusnya,Mereka Pun Sama ingin Sesekali mendekat...

Apa dayanya,seperti apa dayaku...
Milik Tuhan Sedang Bernyanyi Di laut lepas,
Layang-layangku Terbang Bersama Rasanya...


May 11, 2009



" Aku Dimakamkan Hari Ini "

Perlahan...
Tubuhku ditutup tanah
Perlahan semua pergi meninggalkanku
Masih terdengar jelas langkah langkah terakhir mereka

Aku sendirian…
Di tempat gelap yang tak pernah terbayang sendiri
Menunggu keputusan
Belahan hati, belahan jiwa pun pergi

Ayah, ibu...
Yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal
Apa lagi sekedar tangan kanan
Kawan dekat, rekan bisnis, atau orang-orang lain

Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka
Ayah ibuku menangis, sangat pedih
Aku pun demikian...
Belahan hati ku menangis tak kalah sedih
Dan aku juga...

Tangan kananku menghibur mereka
Kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan
Tetapi aku tetap sendiri…

Disini…
Menunggu perhitungan

Menyesal sudah tak mungkin...
Tobat tak lagi dianggap...
Dan ma'af pun tak bakal didengar
Aku benar benar harus sendiri...

Tuhanku...
Entah dari mana kekuatan itu datang
Setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan Mu

Jika kau beri aku satu lagi kesempatan
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik Mu

Beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling..
Memohon ma'af pada mereka

Yang selama ini telah merasakan zalimku
Yang selama ini sengsara karena aku
Yang tertindas dalam kuasaku
Yang selama ini telah aku sakiti hati nya
Yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan...
Semua harta kotor ini

Yang kukumpulkan dengan wajah gembira
Yang kukuras dari sumber yang tak jelas
Yang kumakan, bahkan yang kutelan

Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan
Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu

Untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta
Teringat kata kata kasar dan keras yg menyakitkan hati mereka
Maafkan aku ayah dan ibu
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu

Beri juga aku waktu

Untuk berkumpul dengan belahan jiwa dan kerabatku
Untuk sungguh sungguh beramal soleh
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu
Bersama mereka...

Begitu sesal diri ini...
Karena hari hari telah berlalu tanpa makna
Penuh kesia-siaan
Kesenangan yg pernah kuraih dulu tak ada artinya sama sekali
Mengapa ku sia-sia saja waktu hidup yg hanya sekali itu

Andai ku bisa putar ulang waktu itu

Aku dimakamkan hari ini...

Dan semua menjadi tak terma'afkan..
Dan semua menjadi terlambat..
Dan aku harus sendiri..
Untuk waktu yang tak terbayangkan..




“ No More Faith ”

Kesakitan hanya sementara
Tak mungkin membuat jiwaku goyah Tak akan aku biarkan ia menguasaiku
Hingga akhirnya aku terjatuh ke dalam


Jika aku bisa tertawa saat ini
Aku akan tertawa hingga perutku sakit
Aku akan berteriak hingga suaraku hilang
Dan aku akan bilang bahwa kau tidak bisa menyakiti hatiku


Terbuang dari sisi kebahagian
Hingga jatuh di lubang kesengsaraan

Aku menjadi sadar, akan begitu kerasnya hidup

Hati menjadi lebih lembut
Tapi jantung ini memompa darahku begitu cepat
Cepat dan semakin cepat…
Hingga tubuhku tak kuasa menahannya


Tanpa sadar aku berbaring dan tanpa sadar aku menangis

Dengan sentuhan dan bisikan nurani
Air mata ini terus mengalir, untuk meredam segala amarah dan benci
Darahku mengalir membawa tiap bisikan hati
Hingga jantungku tak kuasa untuk berdetak lebih cepat


Ia terus memperlambat mengalirkan darahku
Karena ia merasakan bisikan nurani yang begitu tulus dan menyentuh
Terlalu suci untuk mengabaikan tiap kata yang diucapkan


Ya Allah zat maha agung
Ia memberikan ku kesempurnaan sebagai sosok manusia
Hingga aku bisa merasakan segala maha ciptamu


Melalui rasa sakit ini
Yang kau hadirkan dalam hidupku

Maknanya begitu dalam, aku menangis dan tersadar
Bahwa itu hanya sebagian kecil dari rahmatMu untukku

Hilang dan kembali untuk mengingatkanku
Bahwa aku adalah milikMu

Dan segala yang kulakukan hanya untuk mengabdi padaMu

Maafkan jika hati ini terluka, hingga ada rasa penyesalan
Dengan benci yang sempat merasuk ke dalam
Dan mengalir dalam aliran darahku
Hingga jantung ini berusaha untuk memompanya keluar


Tapi bagaimana ia mengeluarkan rasa ini
Melalui aliran darah dalam tubuhku?

Hanya dengan kekuasanMu ia mampu menghentikan denyutnya
Dan dengan karuniamu ia menjadi semangat dalam hidup


Tiba-tiba sesuatu terjadi padanya
Ia berhenti berdenyut dan perlahan, aku pergi dari ragaku
Tapi entah kenapa ia tak rela aku pergi


Dengan perlahan ia mulai mengalirkan darahku
Yang penuh dengan kesejukan


Ya...
Kesejukan karena aku telah melewatinya
Kebahagian karena rasa sakit itu telah pergi
Kepercayaan kala benci itu menghilang


Dan ia pun berdenyut mengalirkan darahku
Malam ini hingga aku bisa menuliskannya


Mencoba untuk tetap tersenyum
Mengambil apa yang telah ada
Menerima apa yang telah di dapat
Bersyukur dengan apa yang telah terjadi


Pergi... Pergi...
Biarkan aku bernafas dengan lega
Ambilah jika kau kesengsaraaan tak rela melihatku bahagia

Dan tak akan pernah lagi ku berkata
Ya Tuhan kenapa engkau berikan aku kesengsaraan ini


Yang ingin ku katakan saat ini adalah...
Hai kesengsaraan jika kau ingin mengusikku datanglah
Aku punya Tuhan Yang maha Agung
Dan akan menggantikanmu dengan kebahagiaan...






"Sahabat"

Sahabat adalah seseorang yang tertetes dari sebutir percikan cinta
Tapi cinta sejatimu adalah yang terpilih

Bukan teman tapi hati nurani
Karena cintamu adalah cinta yang kau sadari

Ada banyak hal yang harus kau lepaskan
Ada banyak orang yang harus kau tinggalkan
Namun itulah takdirmu

Keabadian akan lahir bersama bahagia mereka
Mereka yang tersakiti dan menangis untukmu

Keikhlasan mereka untuk membimbingmu
Dengan menghargai arti cinta
Di kehidupanmu

Berharap bisa kekal dan abadi
Hingga ia akan bersamamu kembali




"Love is life and life is love"

You must first love yourself before you can give love freely

And anyone can love you