October 16, 2009



Disetiap air mata
Kucoba tetap membaca

Diantara bahasa hati dan amarah,
Langkah-langkah harapan yg hilang
Lenyap bersama omong kosong yg membentang...

Fasih nya kebebasan pun masih terkekang
Sistem yg selalu menyita waktu kita
Hak-hak yang masih terlupakan
Perjuangan kita hanyalah kacamata diri yang tak dapat menatap pasti
Sudut-sudut diskusi pun menjadi tak berarti

Apalagi yg harus ku mengerti..?
Saat hari ini masih tak jauh lebih berarti
Dari setiap detik hidup yang penuh caci maki

Disetiap malam ku menyendiri
Merangkum derita dari setiap kesepian

Andai bisa ku gapai angkasa
Dan ku tulis perasaan ku padamu
Akan ku tuang hingga batas maksimal kemampuanku

"Dapatkah kau tetap bijak"
Walau kepercayaan tertikam dari belakang

"Dapatkah termaafkan salah"
Lalu panjatkan syukur dan redam prasangka

Rebahkan amarah di indahnya persahabatan kita

Di hadirat Illahi ku bertahan
Dalam telapak tanganNya ku berteduh

Masih perdulikah Tuhan pada diri ini..?
Entahlah…

Bersyukur lalu ku bersujud
Kurebahkan lutut dan takkan kuratapi maut
Disetiap batas waktu ku berserah
Dan perjuangkan takdir hidupku

Ijinkanlah ku menjinakkan duka
Karena mata ini terlalu lelah menyimak derita
Dan hati ini terlalu letih menapaki hari

Disetiap langkah ku menimak nestapa
Waktu yg selalu melukis cerita luka, duka, dan suka
Menjadikannya kenangan yang penuh canda tawa

Kadang pula hari terasa membosankan
Menyulut emosi disetiap batas-batas mimpi kita

Biarkan setiap detik ini berjalan
Dan waktupun akan segera bicara
Tentang indahnya cerita yang menghias perjalanan kita

Kadang pula duka memiliki wejangan yg lebih bermakna
Bersama air mata ku coba mengambil hikmah
Dan mengevolusikan semua menjadi suka

Masih ingatkah kau saat kita selalu tersenyum bersama
Dan berangkulan bersama meretakkan masalah

Dapatkah kau belajar dari hari-harimu
Dapatkah kau kalahkan musuh terbesar dalam dirimu
Hatimu, nurani, sikap introspeksi dan jati diri

Akankah terbagi semua kepercayaan yang telah terbangun ini

Langkah kadang terlalu hampa,
Terlalu dingin dan tak bersuara

Hingga disuatu saat nanti perjalanan ini kan segera berakhir
Dan tak perlu ada lagi duka

Seperti disaat kita selalu bersama
Menaklukkan semua…

Agar kau mau mengerti
Dibalik semua cerita nada bahasa yang pernah ada
Walau tanpa kata atau bicara
Ku takkan pernah melupakan mu



October 15, 2009



Tidak sama dengan kata termanis,
Kenyataannya kita harus menerima...

Bahkan...
Meneguk minuman harampun menjadi sarana
Dalam kegalauan yang tak mau diakhiri....

Itu sebabnya,
Manusia kalut...

Membayangkannya saja...
Membuat tubuh ini terbanting lalu melemah...

Kehidupan selalu butuh "Andaian",
Karna belum tentu seperti apa yang 'kan terucapkan...
"IKHLAS"
SEMOGA ITU KATANYA.....





Itulah katanya...

Dan kata lelah pantas terbuang!
Mencairkan sebuah kebekuan...

Nista itu karya...
Dan mungkin lagi katanya...

Cuma satu yang teringatkan...

"TIDAK MENYERAH!"

Itu saja...





Pagiku... pagimu...

Tak matahari yang Kau rasakan...
Bukan Sirna yang kupancarkan...

Dari Satu Hingga sepuluh...
Menjelatakan Rasanya!

Aku Tak Tenang...

Setiap Pagi Mengejutkan!





Salah satu teman setia adalah tegap berdiri...
Memijak DURI!

Bertahan...
Bukanlah mudah,
Namun inilah KETULUSAN...

Sertai waktu-waktu panjang menjadi satu yang singkat....
Agar kelak suatu hari dikenang!

Memerangi keegoan...
Kita tahu kitapun merasakan!

Tak terjerumus dalam limbah...
Mengotori lagi buliran rasa!

Sebentuk hati berbicara...
Menuai benih pada satu kotak yang jelas beda!

Bukan ragu untuk ini...





Kebiruannya menggelitik...

Seakan selalu berada tenang diantaranya...
Menepis kemungkinan tersiksa...
Teraniayalah malapetaka!

Maka,
Jagalah aku seperti kau menjaga mata...
Dari separuh pikiranmu...

Berkata semanis mungkin...
Hingga kulelapi malam ini karna nyanyianmu!





Perjanjian...

Kenapa Harus Dengan Kata?
Bukan Dengan gerakan Tubuh ini...

Sikap atau ideologi terbengkalai Semu...

Dusta Dan Berani Jatuh Cinta...

Kemungkinannya,

Lusa nanti Adalah Rencana yang Lebih Indah!





Berbeda...
Karna Kita Mau Satu Itu Ada...

Bersatu...
Karna Kita Tahu Perbedaan Tak selalu Meresahkan!

Langit Tetap Kebiruan
Matahari Tetap Kekuningan...

Beradulah Semua Warna,
Rasa,

Takutku...
Tahukah Ini Semua Sementara?





Sekalipun gunung itu sulit kuraih...
Tak juga langit berselingkuh dengan pepohonan!

Bahkan...
Tak juga kupaksa Sang Kuasa
Menghapus airmata kekalahan...

Kalahnya perasaan atas pikiran...
Yang lebih penting dari sekedar mendua...

Lebih arif dan bijaksana,
Atau memang manusia cuma takut sendiri...

Takut tak dicintai...
Atau takut kata cintanya tak terpakai...

Entahlah sayang...
INI SEBAGIAN DARI AWALNYA!





SUARA KESUNYIAN...

Malam tetaplah gelap,
Sedikitnya bersinar karna gerangan Sang Bulan...

Terkadang...!

Lepas dari ini...
Hempasan dari alam Tuhan,
Memberi dan menerima!

CUKUP...

Jadi, jika merasa sepi...
Maka katakan CUKUP!

Jadi, jika merasa sedih...
TERSENYUMLAH untukNya!





Terpejamkan mata...
Berharap mati!

Apa itu harapan baik?

Tidak...

Dan saat Sang Ibu melahirkan nafas...
Kitalah yang memeluknya dengan cinta...
Kitalah yang memandunya dengan mata!

Hati dan hari pertama kita tahu dilahirkan karna rasa...
Beranjaklah untuk DEWASA!





Jika bunga adalah bumi ini...

Mekar...
Dan hanya saat itulah kumelihat indahnya!

Mewangi...
Dan hanya saat itulah aku menciumnya!

Satu arti...
Dan jika tak ada bumi,
Maka bunga tak 'kan tumbuh bersemi...

Saling mengisi,
Untuk saling mengasihi!





BERLARI...

Ingin kulakukan di atas pedih,
Agar kutinggalkan rintih ini...

Dan tak mungkin...

Aku berlari,
Karna aku bukan pengecut!

Kenyataanlah yang mesti kusyukuri...

Untuk menikmati hidup...
Lebih lama lagi!





Aku tak boleh marah...
Aku tak boleh menghina...

Aku tak boleh benci...
Aku tak boleh mendusta...

Walau aku pernah memaki...
Walau aku juga pernah membenci...

Walaupun aku berdusta...
Tapi ini aku dan walau...

Seumpamanya pesan cepat diterima dengan baik...
Bukan dengan buruk...!

Seumpamanya...
Kita mengatakannya dengan sebenar-benarnya...
Semua tidak pernah menjadi MASALAH!





Aku Ingin Tempat Terindah,
Dan Mungkin Bukan Yang menurut mereka itu Baik...

Indah Untukku!

Di separuh Hatiku,
Rasanya Masih tertinggal...

'Tuk Merindukan...
Mendambakan,
Men
anti,

Petunjuk jalan dari Tuhan
Menuju tempatNya!